Graham Potter dan Erik Ten Hag Jadi Calon Pelatih RB Leipzig

Bagikan

Baru-baru ini, RB Leipzig, klub Bundesliga Jerman, memasukkan nama Graham Potter dan Erik Ten Hag dalam daftar kandidat pelatih mereka.

Graham Potter dan Erik Ten Hag Jadi Calon Pelatih RB Leipzig

Berikut ini   akan membahas latar belakang kedua pelatih, filosofi permainan mereka, hasil yang telah dicapai, serta bagaimana keduanya dapat membawa RB Leipzig menuju kesuksesan lebih lanjut.

Mengapa RB Leipzig Mempertimbangkan Mereka?

RB Leipzig sedang menghadapi masa yang sulit dalam kompetisi Bundesliga. Dengan rentetan hasil buruk yang memberi dampak negatif pada posisi mereka di klasemen. Setelah mencatat hasil yang tidak memuaskan, manajemen klub menyadari pentingnya melakukan langkah strategis untuk memulihkan kembali performa tim.

Dalam konteks ini, pencarian pelatih baru menjadi salah satu langkah vital yang diambil. Untuk memastikan klub dapat kembali bersaing di level tertinggi baik di liga domestik maupun kompetisi Eropa.

Kedua kandidat, Graham Potter dan Erik Ten Hag, memiliki reputasi yang kuat dan pengalaman yang diperlukan. Untuk menciptakan perubahan positif di RB Leipzig. Keduanya telah membuktikan kemampuan mereka dalam mengelola tim di liga yang kompetitif, dengan gaya bermain yang bersih dan terorganisir.

Potter, dengan pendekatannya yang fleksibel dan inovatif, mampu mengadaptasi taktik tim sesuai dengan kebutuhan permainan. Sementara itu, Ten Hag dikenal dengan filosofi menyerang yang agresif dan keterampilan pengembangan pemain muda yang membuatnya sangat sesuai. Dengan identitas Leipzig sebagai klub yang mendukung pengembangan talenta.

Siapa Itu Graham Potter?

Graham Potter adalah seorang pelatih asal Inggris yang dikenal karena kemampuan adaptasinya dan pendekatan inovatif dalam mengelola tim. Ia memulai karir manajerialnya di Östersund, klub kecil Swedia, di mana ia menunjukkan bakatnya dengan membawa tim tersebut dari liga rendah ke divisi teratas, serta meraih Svenska Cupen pada 2017. Keberhasilan ini membuatnya menarik perhatian klub-klub lebih besar, dan pada 2019, ia ditunjuk sebagai pelatih Brighton & Hove Albion di Premier League.

Selama masa jabatannya di Brighton, Potter dikenal karena fleksibilitas taktisnya. Ia mampu menerapkan berbagai sistem permainan, termasuk 3-4-3, 4-2-3-1, dan 4-4-2, tergantung pada lawan yang dihadapi. Di bawah pengawasannya, Brighton mencatat rekor tertinggi untuk penguasaan bola dan jumlah umpan di liga, menunjukkan filosofi bermain yang terorganisir dan menyerang.

Legenda MU Erik Ten Hag

Erik Ten Hag adalah pelatih asal Belanda yang juga memiliki reputasi tinggi di dunia sepak bola. Sejak awal karir pelatihannya, Ten Hag menunjukkan potensi luar biasa saat melatih Go Ahead Eagles, di mana ia berhasil mendapatkan promosi ke liga utama Belanda. Ia kemudian menjalani dua tahun di Bayern Munich II sebelum pindah ke FC Utrecht, di mana ia membawa klub tersebut ke posisi yang kompetitif di Eredivisie.

Namun, pencapaian terbesarnya datang ketika ia menjabat pelatih Ajax mulai 2017. Di bawah asuhannya, Ajax berhasil mencapai semifinal Liga Champions UEFA pada musim 2018-2019, dengan kemenangan luar biasa melawan tim-tim besar seperti Real Madrid dan Juventus. Ten Hag dikenal dengan filosofi permainan menyerangnya yang berfokus pada penguasaan bola dan pergerakan cepat, serta kemampuannya untuk mengembangkan pemain muda secara efektif.

Baca Juga: Shin Tae-yong Kenalkan Ivar Jenner dan Justin Hubner di Final Piala ASEAN

Gaya Bermain Graham Potter

Graham Potter dan Erik Ten Hag

​Gaya permainan Graham Potter sangat mencerminkan pendekatan modern dalam sepak bola, yang berfokus pada penguasaan bola yang tinggi, taktik strategis yang fleksibel, serta pengembangan individu pemain.​

Salah satu elemen kunci dari gaya permainan Potter adalah kemampuannya untuk menerapkan berbagai formasi dan strategi yang beradaptasi dengan kekuatan dan kelemahan lawan. Ini memungkinkannya mengubah taktik dalam permainan untuk memaksimalkan hasil, yang sangat berharga ketika menghadapi tim dengan gaya permainan yang berbeda.

Potter sering menggunakan sistem permainan yang beragam, seperti 3-4-3, 4-2-3-1, dan 4-4-2, tergantung pada situasi dan karakteristik lawan. Pendekatan ini tidak hanya menunjukkan kebijaksanaan taktis tetapi juga memahami bahwa perubahan dalam situasi lapangan dapat mempengaruhi hasil pertandingan.

Dengan mendukung fleksibilitas dalam taktik, Potter membangun tim yang responsif dan bergairah satu yang dapat bergerak dari fase bertahan ke fase menyerang dengan cepat dan efisien.

Salah satu aspek yang menonjol dari filosofi permainan Potter adalah tekanan tinggi dan penguasaan bola yang aktif. Ia mendorong timnya untuk memposisikan diri secara optimal saat kehilangan bola, berusaha segera merebut kembali penguasaan untuk mengurangi dampak serangan lawan.

Ini bertujuan untuk menciptakan transisi yang cepat, di mana tim dapat memanfaatkan ketidakstabilan lawan setelah kehilangan bola. Selain itu, Brighton di bawah Potter dikenal memiliki kreativitas dalam menyerang, di mana para pemain diajak. Untuk terlibat dalam pergerakan kompleks dan umpan-umpan pendek yang membongkar pertahanan lawan

Gaya Bermain Erik Ten Hag

Gaya permainan Erik Ten Hag mengedepankan pendekatan menyerang yang dinamis dan intens. Menggabungkan penguasaan bola yang tinggi dengan tekanan agresif terhadap lawan. Selama masa jabatannya di Ajax, Ten Hag berhasil menciptakan tim yang dikenal karena keberaniannya dalam menyerang, mengutamakan kreativitas dan inovasi di setiap sisi lapangan.

Pendekatan ini tidak hanya menghasilkan banyak gol. Tetapi juga menjadikan timnya sebagai salah satu yang paling menarik untuk ditonton dalam sepak bola Eropa.

Salah satu ciri khas dari filosofi Ten Hag adalah penggunaan formasi yang fleksibel, biasanya dengan pengaturan 4-2-3-1 atau 4-3-3. Dalam sistem ini, ia menerapkan prinsip “ball possession” yang tidak hanya bertujuan untuk menguasai permainan, tetapi juga untuk menciptakan peluang dengan serangan yang cepat dan efektif.

Setiap pemain memiliki peran spesifik, dan mereka diajarkan untuk melakukan transisi yang cepat antara menyerang dan bertahan. Rangkaian umpan pendek dan pergerakan cerdas menjadi bagian integral dari setiap serangan, memungkinkan tim untuk mengeksploitasi ruang kosong di pertahanan lawan.

Ten Hag juga menekankan filosofi permainan berbasis kolektivitas. Ia percaya bahwa kesuksesan tim tidak hanya tergantung pada individu, tetapi pada kemampuan seluruh pemain untuk saling bekerja sama.

Dalam prakteknya, ini berarti mengedepankan komunikasi dan pemahaman antara pemain, sehingga mereka dapat beroperasi sebagai unit yang solid di lapangan. Aturan permainan jelas: setiap pemain harus berkontribusi dalam fase menyerang dan bertahan, menciptakan atmosfer kerja sama dan tanggung jawab bersama.

Kesimpulan

Drag Graham Potter dan Erik Ten Hag ke dalam daftar kandidat pelatih RB Leipzi. Menunjukkan bahwa klub berkomitmen untuk melakukan perbaikan dan berbicara terhadap ambisi jangka panjang mereka. Keduanya memiliki rekam jejak yang mengesankan dan pendekatan yang diharapkan bisa membawa kesuksesan bagi Leipzig baik di dalam maupun luar lapangan.

Ketika keputusan akhirnya diambil, penggemar dan manajemen klub berharap bahwa siapa pun pelatih yang terpilih. Membawa RB Leipzig ke puncak prestasi dan mengukir kembali namanya dalam sejarah sepak bola Jerman dan Eropa.

Keberanian Leipzig untuk mencari pelatih yang inovatif dan berpengalaman. Menunjukkan bahwa mereka tidak hanya ingin bersaing di Bundesliga. Tetapi juga menempatkan diri mereka sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan dalam panggung Eropa, dan bagi penggemar. Ini adalah saat yang menarik untuk menjadi bagian dari sejarah klub yang terus berkembang. Ketahui lebih banyak tentang sepak bola agar kamu tidak ketinggalan informasi menariak lainnya. Klik Link Seputaran sepak bola ini agar kamu tidak ketinggalan informasi menarik lainnya.